Gambar 1. Ketut Gede Adi Laksana
Gambar 2. Ni Made Dea Sri Larasati
Ni Made Dea Sri Larasati dan Ketut Gede Adi Laksana, dua orang mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Jepang dinyatakan lulus menempuh masa studi hanya dalam kurun waktu selama 3,5 tahun. Semangat belajar dan motivasi kuat yang mereka miliki menuntun mereka menyelesaikan studi dengan waktu yang singkat. “Motivasi yang kuat harus dalam diri sendiri sehingga bisa mendapatkan hasil yang diinginkan dan jika ada kesempatan untuk lulus 3,5 tahun, tentunya kesempatan tersebut harus diambil,” tutur Adi. Dea menambahkan, “tentu saja bukan hanya motivasi dari dalam diri saja, melainkan motivasi juga didapatkan dari faktor eksternal.”
Dea dan Adi yang menjadi lulusan tercepat pada Prodi Pendidikan Bahasa Jepang nyatanya harus melalui berbagai usaha. Tidak jarang, mereka menemui kendala dalam usaha itu. Kendala yang dihadapi oleh mereka yaitu kendala ketika mengimbangi antara perkuliahan dengan kegiatan organisasi. Mereka berhasil menghadapi kendala tersebut dengan cara langsung mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen. Sehingga perkuliahan dan kegiatan organisasi bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, kendala dihadapi ketika harus memfokuskan diri dan memanajemen waktu yang seimbang antara mengikuti perkuliahan dan mengerjakan skripsi. Pencapaian yang diraih oleh Dea dan Adi merupakan hasil dari ketekunan mereka ketika menempuh pendidikan. Dea menyatakan bahwasanya cara ia mecapai hal ini adalah memastikan agar tidak ada mata kuliah yang tertinggal dan menjalin komunikasi yang baik baik dengan siapapun. Adapun sebuah konsistensi sangat diperlukan terutama dalam proses pengerjaan skripsi. Adi menyampaikan pula bahwasanya untuk meraih pencapaian saat ini butuh adanya niat dan rasa semangat untuk terus belajar. Meskipun proses yang dilalui tidak selamanya menyenangkan namun ada hal yang perlu diingat bahwasanya terdapat keluarga yang perlu dibanggakan. Lulus 3,5 tahun baginya adalah sebuah bonus akan lebih baik bilamana fokus pada pertanggungjawaban terhadap nilai yang didapatkan selama perkuliahan kepada masyarakat.
Rasa senang bercampur rasa haru karena akhirnya usaha mereka berbuah manis. Hal ini merupakan awal yang akan menjadi bekal di masa depan nanti agar menjadi individu yang berguna di masyarakat. Dea menyatakan bahwasanya ia bangga telah menjadi bagian dari keluarga Prodi Pendidikan Bahasa Jepang dan Undiksha yang telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik. “Saya memiliki rencana untuk segera bekerja dan memulai karir di Jepang. Untuk itu saya menargetkan agar dapat ikut serta dalam berbagai program yang ada di prodi PBJ. Salah satunya yaitu program internship yang merupakan kerjasama internasional antara prodi PBJ dengan perusahaan di Jepang. Bukan hanya internship saja, saya juga mengikuti beberapa program lain seperti program FBS Mengajar dengan mengikuti program-program tersebut, saya mendapat berbagai pengalaman, pembelajaran dan juga relasi yang baik. Selain itu, dukungan dari pihak keluarga, teman dekat, para dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang, serta pihak-pihak yang terliat dalam proses penelitian sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi secara tepat waktu untuk mencapai gelar sarjana,” tutur Dea.
Mereka memberikan pesan kepada adik-adik mereka khususnya yang menempuh pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Jepang agar tetap semangat dan tidak mudah putus asa. Seseorang tidak akan luput dari masa-masa sulit, namun guna meningkatkan kualitas diri yang baik tekun, disiplin, dan harus berani keluar dari zona nyaman perlu dilakukan. Bilamana terdapat hal yang menjadi kendala sebaiknya ditanyakan guna memperoleh jawaban bahkan solusi. Adapun satu hal yang sangat penting adalah menjaga komunikasi yang baik dengan dosen bahkan dengan mahasiswa lainnya. -D&R-