Dunia pendidikan tidak hanya terbatas pada dinding kelas, tetapi juga terbentang luas di luar sana, menantang mahasiswa untuk menjelajahi realitas yang beragam. Kita sebagai mahasiswa, memiliki peran sebagai perubahan yang penting dalam mempromosikan pemahaman lintas budaya. Salah satu wadah yang memberikan pengalaman unik dalam merangkul keberagaman adalah Diversity Voyage. Program ini merupakan program kolaborasi antara GiFT (Global Incubation x Fostering Talents), sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Tokyo.
Program ini didedikasikan untuk Pendidikan Kewarganegaraan Global dengan 18 mahasiswa Toyo University dan 12 mahasiswa dari berbagai universitas dan politeknik di Bali dengan beasiswa penuh termasuk makan siang dan malam, akomodasi penginapan, dan transportasi. Program Diversity Voyage dilaksanakan selama 6 hari yaitu pada tanggal 21-26 Februari 2024, berlokasi di Hotel Mana Earthly Paradise, Ubud, Bali. Pendaftaran dilaksanakan paling lambat pada tanggal 21 Januari 2024 melalui link Google Form yang telah disediakan, yang kemudian dilanjutkan dengan tes wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris.
Kali ini, mahasiswa PBJ yang berkesempatan untuk mengikuti program ini adalah Ni Putu Mei Wahyuni (semester 4). Berdasarkan pengalaman Mei, awalnya Mei mengira selama menjalankan program kita akan disibukkan oleh berbagai proyek yang menguras otak selama 6 hari penuh karena tema dari program ini cukup berat yaitu Sustainable Business and Social Change. Namun nyatanya yang lebih ditonjolkan dalam program ini adalah Social Change, yaitu bagaimana kita bisa memahami lebih dalam tentang diri sendiri kemudian orang lain karena semuanya pasti berawal dari diri sendiri.
Mei selalu ingat ketika Voyagers diminta untuk melakukan check-in saat akan memulai kegiatan di pagi hari dan melakukan check-out saat mengakhiri kegiatan di sore hari. Pada saat check-in, Voyagers diminta untuk menceritakan perasaannya sebelum memulai kegiatan dengan jujur kepada anggota kelompoknya masing-masing, dan pada saat check-out Voyagers diminta untuk menceritakan perasaannya setelah selesai melakukan kegiatan pada hari tersebut dengan jujur. Hal ini sangat berarti bagi Mei karena dengan begitu mereka dapat memahami perasaan satu sama lain, dan mereka melakukannya secara rutin dalam 6 hari. Menurut Mei, itu adalah 6 hari yang sangat berharga di dalam hidupnya. Selain itu, mereka diajarkan tentang Global Citizenship yang mana sebagai warga negara memiliki kepekaan dan berkeinginan untuk membantu atau berpartisipasi dalam isu global yang memengaruhi hidup dalam lingkup luas seperti isu hak asasi manusia, lingkungan, pendidikan, dan lain-lain. Tujuannya yaitu untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Program Diversity Voyage ini juga memiliki tujuan untuk membantu mewujudkan 17 tujuan SDGs (Sustainable Development Goals), salah satunya adalah tujuan SDGs yang ke-4 yaitu Quality Education. Selama program ini berlangsung mereka menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa perantara utama dan menggunakan sedikit bahasa Jepang hanya untuk menerjemahkan kepada mahasiswa dari Toyo University.
Mei mengatakan “Mungkin bagi orang lain, 6 hari itu merupakan waktu yang cukup lama untuk dilalui. Namun bagi saya sebagai seorang Voyager, 6 hari itu terasa begitu singkat. Dari hari pertama hingga hari ke-6 setiap harinya memiliki makna dan kenangan tersendiri, semua Voyagers juga merasa demikian. Apabila berkesempatan, saya ingin mengikuti Program Diversity Voyage lagi di batch Bali Course selanjutnya, karena saya belum puas dengan presentasi saya pada hari ke-6 GiFT Day.
Saya ingin menciptakan ide yang lebih baik, ingin mempererat hubungan dengan para Voyagers lagi, bertemu dengan para fasilitator hebat seperti Yamame-san (Megumi Yamagai) dan KimKim-san (Kimura Daisuke), dan juga pastinya bertemu dengan keluarga inspiratif Tomo-san (Tomohiro Hamakawa) dan Aska-san (Aska Hamakawa) sebagai Co-Founders Earth Company dan Hotel Mana Earthly Paradise di Ubud. Mereka semua sudah seperti keluarga saya sendiri, Mana juga sudah saya anggap seperti rumah saya sendiri. Saya belum pernah ke Ubud sebelumnya. Jika bukan karena program Diversity Voyage ini mungkin hingga sekarang saya belum mengenal Ubud. Saya bersyukur bisa mengenal Ubud melalui program ini.”
Diversity Voyage bukan hanya sekadar acara biasa. Bagi para mahasiswa yang memiliki keinginan belajar dan mencari relasi yang tinggi seperti Mei, program ini menjadi sebuah perjalanan intelektual dan emosional yang memperdalam pemahaman mereka tentang keberlangsungan global. Program Diversity Voyage telah membuktikan bahwa menciptakan sebuah hubungan dengan budaya yang beragam tidak sesulit itu. Dengan semangat inklusi yang mereka bawa, kita siap untuk menjadi bagian dari perubahan yang membawa dunia menuju pemahaman yang lebih dalam dan perdamaian yang lebih luas.
~rwa