Singaraja, 7 November 2025 — Telah berlangsung kegiatan Study Abroad Briefing Sessions yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Sama Undiksha dengan narasumber dari Sakura International Academy Japan. Kegiatan ini bertempat di Ruang Auditorium Balingkang Confucious Institute dan diikuti oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) semester 3 dan 5, serta beberapa alumni.
Dalam kegiatan ini hadir Genki Tamura, selaku Sakura International Academy Chairman, Shinichi Tamura, selaku BRIX ASEAN Economic Exchange Director, dan Fumihiko Yamanaka, selaku Saikyo Bank Manager. Tamura san, menyampaikan presentasi mengenai profil dan program sekolah yang memiliki tiga cabang, yaitu Cabang Shimonoseki, yang terletak di bagian barat Prefektur Yamaguchi, Cabang Hagi, di bagian utara Prefektur Yamaguchi, dan Cabang Tokyo (Asakusa), yang berfokus pada pelatihan di ibu kota Jepang.
Tamura san menjelaskan bahwa Sakura International Academy merupakan sekolah khusus bagi pelajar asing yang ingin mempelajari bahasa Jepang sekaligus mempersiapkan diri untuk bekerja di Jepang. Sekolah ini membimbing siswa mulai dari tingkat dasar (N5) hingga tingkat mahir (N2 bahkan N1). Tujuannya adalah untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya fasih berbahasa Jepang, tetapi juga mampu berinteraksi dengan baik, memahami budaya kerja, dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat Jepang.
Setiap cabang Sakura International Academy menyediakan asrama dengan fasilitas lengkap, seperti dapur, kamar mandi air panas, AC, kulkas, dan mesin cuci. Selain kegiatan belajar di kelas, para siswa juga mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Hanami (melihat bunga sakura), festival budaya, latihan pemadam kebakaran, dan berbagai kegiatan sosial lain yang memperkaya pengalaman mereka selama di Jepang.
Tamura san juga menjelaskan bahwa siswa akan dibimbing untuk menentukan rencana masa depan, apakah ingin melanjutkan ke perguruan tinggi atau universitas, atau langsung bekerja di bidang tertentu. Bagi siswa yang telah memiliki gelar sarjana, dapat mulai bekerja setelah menyelesaikan pendidikan di Sakura International Academy. Selain belajar, siswa juga diperkenalkan dengan pekerjaan paruh waktu (baito) seperti di toko serba ada, restoran, izakaya, dan pabrik, dengan durasi kerja sekitar 28 jam per minggu.
Dalam sesi penutup, Tamura san menekankan bahwa saat ini jumlah anak muda Jepang semakin sedikit karena banyak yang memilih bekerja dan menetap di luar negeri. Oleh sebab itu, Jepang membutuhkan generasi muda dari berbagai negara yang memiliki kemampuan bahasa yang baik, etos kerja tinggi, dan semangat untuk berkontribusi di Jepang.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa PBJ mendapatkan wawasan baru mengenai peluang belajar dan bekerja di Jepang. Diharapkan mahasiswa termotivasi untuk mempersiapkan diri sejak dini agar dapat mewujudkan cita-cita mereka untuk melanjutkan pendidikan atau berkarir di Jepang.

Gambar 1. Presentasi mengenai Sakura International Academy

Gambar 2. Sesi foto bersama





