Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) adalah salah satu prodi di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang gencar mengadakan kerja sama internasional dengan perusahaan di Jepang melalui program magang luar negeri atau internship. Hal demikian yang menjadi alasan semangat saya berkuliah di prodi PBJ Undiksha. Hotel Nikko Alivila Yomitan Resort Okinawa, Jepang merupakan angkatan pertama setelah pandemi covid-19. Internship ini berlangsung selama 6 bulan dengan peserta 8 mahasiswa, saya menjadi salah satu dalam peserta internship tersebut. Banyak pengalaman mengesankan dan menyenangkan yang saya alami selama 6 bulan mengikuti internship. Selama periode 6 bulan internship, kedelapan mahasiswa ditempatkan di bagian pelayanan makanan dan minuman atau Food and Beverage Service (F&B) tepatnya di restoran dalam Hotel Nikko Alivila.
Saya ditugaskan di restoran Brasserie Verdemar, orang Jepang menyebutnya Berudemaaru yakni restoran yang bergaya barat dengan masakan Eropa modern. Di Berudemaaru saya belajar berbagai hal mengenai bentuk keramahtamahan dalam hal pelayanan yang diberikan kepada tamu atau dalam bahasa Jepangnya omotenashi (hospitality). Awal-awal magang, saya mengalami kesulitan dalam memahami ucapan orang Jepang karena kecepatan bicaranya. Perlahan, senior saya mengajarkan tata cara melakukan pekerjaan, memberikan latihan ungkapan-ungkapan dalam omotenashi yang benar, serta mengawasi keseharian pekerjaan saya. Meskipun berperan sebagai pemagang dengan status orang asing, hal ini tidak membedakan dengan yang lainnya. Senior mendidik saya dengan sangat tegas, selalu memantau dan memperhatikan setiap detail pekerjaan yang saya lakukan. Sikapnya yang tegas membuat saya segan dengan senior, kesalahan yang saya perbuat dievaluasi secara langsung di tempat sehingga terus akan saya ingat dan menjadi pembelajaran. Rasa takut sempat muncul dalam diri saya terhadap senior karena kegugupan bekerja dalam pantauan, sehingga diberikan evaluasi secara terus menerus.
Waktu telah berjalan selama kurang lebih 2 bulan dan saya sudah bisa membiasakan diri terhadap bahasa Jepang penutur asli serta pekerjaan di restoran. Pada suatu hari, tepat pada tanggal 18 November 2022, senior menghampiri saya di sela-sela pekerjaan. Dia menawarkan ajakan keluar untuk nomikai. Nomikai adalah salah satu budaya Jepang orang-orang yang berkumpul dalam rangka berpesta untuk minum-minum dan mengakrabkan diri. Saya tidak ingin menolak tawaran tersebut, tetapi sisi lain saya tidak terbiasa minum minuman beralkohol (osake). Setelah kembali ke apartemen saya bersiap untuk dijemput menujurestoran tempat kami nomikai tepatnya di daerah Koza yang jarak tempuhnya sekitar 40 menit dengan mobil.
Pada saat nomikai,di situ saya merasakan kehangatan karena sikap senior yang ramah, perbandingannya sangat jauh berbeda ketika bekerja yang selalu dengan mode serius. Sejak saat itulah saya mulai menjadi akrab dengan senior. Ternyata dugaan saya bahwa senior “galak” tidaklah benar. Hal itu dilakukan dengan tujuan melatih kedispilan diri agar terbiasa selalu mengerjakan sesuatu dengan baik dan bersungguh-sungguh. (Dea Lestari)