Singaraja, 17 Maret 2025 – Prodi PBJ Undiksha kembali menyelenggarakan kegiatan pertukaran budaya dengan Iwate University di ruang Nitisastra, FBS Undiksha. Kegiatan ini dihadiri oleh Ni Putu Era Marsakawati, selaku Ketua Jurusan Bahasa Asing, Kadek Eva Krishna Adnyani, selaku Ketua Prodi PBJ, dosen-dosen prodi PBJ serta mahasiswa prodi PBJ semester 2, 4, dan 6. Dari Iwate University, hadir Kiyotaka Nakashima, selaku Vice President of Iwate University, Enviromental Management Office, Nobutoshi Suga, selaku Coordinator of Support for International Exchange, Keiko Komasaki selaku Japanese Teacher, Kanako Matsumoto, Chise Mizonu, Taito Sagara, Sakura Shimazaki, Yua Suzuki, Anna Takahashi, Chieri Yokosawa, mahasiswa Undergraduate Student Iwate University, dan Leo Yamashita, mahasiswa Tokyo City University.
Kegiatan diawali dengan upacara pembukaan yang ditandai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sambutan kegiatan diberikan oleh Ketua Jurusan Bahasa Asing, Dr. Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd., yang menyampaikan bahwa program ini merupakan kolaborasi yang sangat baik, dimana mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam pertukaran budaya serta memperoleh wawasan dan pengalaman baru. Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan dari Iwate University, Mr. Kiyotaka Nakashima, yang berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mempelajari budaya serta mendapatkan manfaat dari pengalaman yang diperoleh selama program berlangsung.
Setelah sesi pembukaan, dimulailah kegiatan inti, yaitu presentasi. Chise Mizuno menyampaikan materi pertama dengan memperkenalkan Prefektur Iwate yang terkenal akan keindahan alam, budaya, serta sejarahnya. Ia menjelaskan tentang Festival Sansa Odori, sebuah tarian khas Jepang yang diikuti oleh mahasiswa Iwate University. Selain itu, ia juga memaparkan Festival Chagu-Chagu Umakko, yang menampilkan parade kuda hias. Sebanyak 100 ekor kuda dihiasi dengan pernak-pernik warna-warni dan berjalan sejauh 13 kilometer. Festival ini merupakan festival unik yang mencerminkan hubungan erat antara manusia dan kuda di daerah tersebut.
Presentasi berikutnya disampaikan oleh Anna Takahashi yang menjelaskan tentang kuliner khas Prefektur Iwate, yakni Wanko Soba. Ia memaparkan bahwa Wanko Soba adalah mie soba yang disajikan dalam mangkuk kecil dan dimakan dalam jumlah banyak. Tradisi ini berasal dari daerah Morioka dan Hanamaki di Prefektur Iwate, di mana pelayan akan terus mengisi mangkuk setiap kali pelanggan selesai memakannya. Wanko Soba bahkan berkembang menjadi tantangan makan, di mana pelanggan yang mampu menghabiskan lebih dari 100 mangkuk akan mendapatkan penghargaan atau sertifikat khusus.
Yua Suzuki melanjutkan sesi presentasi dengan menjelaskan tentang kehidupan mahasiswa di Iwate University. Ia berbagi pengalaman mengenai aktivitas sehari-hari mahasiswa yang banyak melakukan kerja paruh waktu, mengikuti ekstrakurikuler, serta bergabung dalam organisasi yang mendukung aktivitas produksi masyarakat setempat. Sementara itu, Sakura Shimazaki membahas isu lingkungan dengan membandingkan kondisi hutan di Jepang dan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa hutan di Indonesia banyak yang ditebang akibat pembangunan kawasan industri, sedangkan di Jepang, hutan justru cenderung tidak ditebang. Namun, kondisi tersebut juga menimbulkan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, Jepang menerapkan strategi pemanfaatan kayu untuk kerajinan serta mengadakan pelatihan tenaga kerja guna meningkatkan penggunaan kayu dalam negeri.
Selain presentasi dari mahasiswa Iwate University, mahasiswa prodi PBJ Undiksha juga turut berpartisipasi dalam sesi presentasi. Kelompok yang terdiri dari Ida Bagus Pramana Pradnyana (semester 6), Ni Nyoman Lastri Lestari (semester 4), I Komang Intan Suciani (semester 4), Alya Lutfia (semester 2), dan Amir Rosikul Ilmi (semester 2) memperkenalkan keindahan alam dan budaya Desa Pedawa. Mereka menjelaskan bahwa Desa Pedawa memiliki lingkungan yang hijau dan asri serta masih mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya. Salah satu ciri khas desa ini adalah rumah adat yang disebut Bandung Ranki dengan arsitektur sederhana. Selain itu, desa ini memiliki 33 sumber mata air yang sering digunakan oleh masyarakat setempat dalam upacara keagamaan. Mereka juga menyoroti keberadaan komunitas lingkungan “Kayoman Pedawa” yang berperan aktif dalam konservasi air dan pelestarian lingkungan.
Menjelang akhir acara, Mr. Imaizumi, selaku Direktur Utama, National Land Afforestation Promotion Organization (NLAPO), turut memberikan materi tentang pelestarian lingkungan di Jepang. Ia memperkenalkan Midori no Bokin, yang merupakan kampanye penggalangan dana yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penghijuan serta pelestarian hutan. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk program reboisasi, rehabilitasi ekosistem, edukasi lingkungan, serta pencegahan bencana alam.
Kegiatan pertukaran budaya ini berlangsung dengan penuh antusiasme dan interaksi yang dinamis antara mahasiswa Undiksha dan Iwate University. Melalui kegiatan ini, para peserta tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga membangun hubungan jaringan akademik lintas negara. Kegiatan kolaborasi internasional antara FBS Undiksha dan Iwate University akan berlanjut selama satu pekan.