Setiap mahasiswa program studi bahasa Jepang memiliki daya ketertarikan yang berbeda terhadap belajar bahasa Jepang, khususnya dalam mempelajari budaya Jepang. Alasan tersebut menghantarkan I Kadek Antartika, S.S., M.Hum. mengenyam profesi sebagai pengajar bahasa Jepang di Undiksha. Kadek Antartika atau Kadek Sensei merupakan salah satu dosen program studi pendidikan bahasa Jepang (lebih dikenal sebagai PBJ) Undiksha yang menempuh pendidikan jenjang S1 di Universitas Gadjah Mada dengan program studi sastra Jepang dan lulus pada tahun 2001. Selama menempuh pendidikan beliau pernah mengikuti 2 program, yang pertama yaitu The Most Outstanding Student (Program Japan Foundation yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar tentang bahasa, budaya, dan masyarakat secara langsung di Jepang.) dan Monbukagakusho (di Kyoto University). Meskipun pada saat itu sangat sulit untuk pergi ke Jepang karena ketatnya persaingan tidak meruntuhkan semangat beliau untuk pergi ke Jepang. Kemudian, beliau menempuh pendidikan jenjang magister dengan mengambil peminatan Linguistik di Udayana.
Kadek sensei merupakan salah satu dari dosen angkatan pertama yang mengajar pada program studi PBJ di Undiksha. Sebelum mengajar di Undiksha beliau sempat mengajar di Universitas Udayana dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing Saraswati. Selama mengajar banyak hal menarik yang beliau alami. Salah satunya pada saat pembelajaran mata kuliah kaiwa untuk program D3 dengan menggunakan media lagu. Mahasiswa dapat menyanyikan lagu kesukaan mereka. “Semua mahasiswa dapat bernyanyi dengan harapan, mahasiswa memiliki pelafalan yang sama seperti native speaker.” tutur beliau. Meskipun begitu, beliau masih merasa kurang dekat dengan mahasiswa di bidang non akademik. Bahkan beliau juga menerima beberapa kritikan terkait hal tersebut dari mahasiswa. “Sepertinya perbedaan usia yang terasa jauh” tutur beliau.
Di luar kesibukan mengajar beliau kerap beberapa kali melakukan presentasi dengan profesor Jepang tentang pendidikan. Beberapa tema yang dibahas lebih cenderung tentang kejepangan, bidang ekonomi, dan sosiologi. Walaupun bukan sebagai peneliti, Beliau tetap dilibatkan dalam riset tersebut. Beberapa riset diantaranya tentang budaya, sosiologi, masyarakat Bali, serta komunitas Jepang di Bali. Biasanya setiap 2 atau 1 tahun beliau akan di undang ke Jepang untuk mengikuti presentasi. Bahkan, salah satu penelitian sempat sampai tahap internasional dan beliau di undang ke Prancis untuk melakukan presentasi. “Saya juga sempat mengikuti presentasi di India. Lumayan, saya mendapatkan ilmu sekaligus berjalan-jalan.”tutur beliau. Dalam kegiatan ini tidak terlalu menunjang karir, akan tetapi dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi beliau. Meskipun agak sedikit membelok dari bidang pendidikan. “Artikelnya hanya sedikit, akan tetapi keterlibatan secara langsung itu membekas bagi saya,” tutur beliau.
Program studi PBJ Undiksha di kenal akan program belajar di luar kampus yang ditawarkan terhadap mahasiswa. Bahkan sebelum berlakunya program MBKM dari pemerintah PBJ Undiksha sudah melaksanakannya terlebih dahulu. Salah satu programnya ialah internship. Dalam program ini semua dosen terlibat dalam melaksanakan program ini. Program internship ini merupakan salah satu program yang dapat terlaksanakan karena kebutuhan tenaga kerja di Jepang. Hal ini merupakan salah satu keuntungan bagi mahasiswa karena dapat belajar secara langsung di Jepang. “Sangat untung sebenarnya, jika dibandingkan pada masa saya masih kuliah yang sangat sulit untuk bisa pergi ke Jepang”. Di akhir sesi wawancara beliau menyampaikan harapan semoga prodi PBJ menjadi tumpuan harapan bagi mahasiswa baik dalam karir dan bangga dalam keilmuan yang dipelajari saat ini.
~wudiechidi