Jumat 21 Februari 2025, Prodi PBJ Undiksha melaksanakan kuliah tamu dengan tema “Nihon no Tabemono” (Makanan Jepang). Kegiatan ini menghadirkan Kako Shintani, mahasiswa magang dari Ohkagakuen University, Jepang, sebagai pembicara. Kegiatan berlangsung di ruang kelas prodi PBJ dan diikuti oleh mahasiswa san nensei atau tingkat tiga. Koordinator Prodi PBJ, Dr. Kadek Eva Krishna Adnyani, S.S., M.Si., juga tampak hadir membersamai kegiatan.
Kegiatan diawali dengan perkenalan Kako san dan dilanjutkan dengan pemaparan materi Nihon no Tabemono. Perayaan Tahun Baru pada 1 Januari, masyarakat Jepang menyantap ozouni dan osechi. Ozouni adalah sup berisi mochi dan sayuran, sedangkan osechi merupakan hidangan dalam kotak bertingkat yang berisi berbagai makanan simbolis sebagai harapan baik di tahun yang baru. Pada perayaan Setsubun, yang menandai pergantian musim dingin ke musim semi, masyarakat Jepang biasanya menikmati ehoumaki yaitu sushi gulung besar yang dimakan utuh tanpa dipotong. Sementara itu, perayaan Hinamatsuri atau Hari Bonekapada 3 Maret, makanan khas yang disajikan adalah chirashizushi, yaitu nasi sushi dalam mangkuk dengan beragam topping seperti sayuran dan ikan mentah.
Kemudian, perayaan Kodomo no Hi atau Hari Anak pada 5 Mei, terdapat dua makanan khas, yaitu chimaki dan kashiwamochi. Chimaki adalah kue ketan yang dibungkus dengan daun bambu dan dikukus, sedangkan kashiwamochi adalah mochi berisi pasta kacang yang dibungkus dengan daun kashiwa, yang dipercaya membawa keberuntungan. Selain makanan khas perayaan, Kako san juga memperkenalkan makanan daerah Nagoya, seperti goheimochi, kue beras panggang berbentuk pipih dengan saus manis, serta berbagai jenis hotpot. Ia juga menjelaskan empat jenis ramen populer di Jepang, yaitu shouyu ramen, miso ramen, tonkotsu ramen, dan shio ramen.
Sebagai tambahan, Kako san membagikan pengalaman pribadinya mengenai makanan favoritnya, salah satunya hiroshimayaki, yaitu okonomiyaki khas Hiroshima yang dibuat dengan cara menumpuk bahan-bahannya secara berlapis, seperti adonan tepung tipis, kol, tauge, daging, dan telur.
Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa tampak antusias menyimak materi yang disampaikan. Setelah pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan seputar makanan Jepang. Setelah itu, kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan. Kegiatan Native Speaker Guest Lecture Series #1 ini diharapkan dapat memperluas wawasan mahasiswa mengenai budaya Jepang, khususnya terkait dengan makanan Jepang dalam setiap perayaan yang memiliki makna simbolis.
-ym