Hidup adalah suatu perjalanan yang ditempuh tentunya dengan berbagai rintangan dan masalah. Apapun jalan yang dipilih sudah pasti harus dilewati demi mencapai tujuan yang kita impikan selama hidup berlangsung. Perkenalkan, beliau merupakan salah satu pendidik di Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Ganesha yang bernama Dr. Putu Dewi Merlyna Yuda Pramesti, S.S., M.Hum. atau kerap disapa Dewi Sensei. Pada kesempatan kali ini, penulis diberi kehormatan untuk mengulik lebih dalam seputar perjalanan beliau untuk menjadi salah seorang pendidik di Undiksha.
Berawal dari komik dan novel berbahasa Jepang pemberian sepupu jauh sebelum beliau menjadi seorang dosen, beliau mulai jatuh cinta dengan Bahasa Jepang. Beliau pun melanjutkan kegemaran tersebut sampai SMA dengan memilih jurusan Bahasa. Dengan kemampuan berbahasa Jepang yang dimiliki waktu itu, beliau berhasil mendapatkan full score sewaktu ujian sekolah mata pelajaran Bahasa Jepang.
“Saya suka banget kalau saya menemukan kanji yang baru di buku yang saya baca,” ujar beliau sewaktu wawancara.
Tidak sampai disitu, setelah lulus SMA beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran jurusan Bahasa Jepang untuk memperoleh gelar sarjana, kemudian mencapai gelar magister di Universitas Udayana dengan jurusan Linguistik. Tidak sampai disitu saja, beliau memperoleh gelar Doktor dari Universitas Udayana dengan jurusan yang sama, yaitu Linguistik. Di selang waktu beliau mengejar gelar S2 dan S3, beliau pernah bekerja di suatu perusahaan agen travel dan pernah menjadi pengajar Bahasa Jepang di suatu institusi terkenal di Denpasar.
Apabila beliau ditanya siapa role model dalam hidup beliau, beliau menjawab dengan lugas dan yakin bahwa sosok tersebut adalah Ayah beliau. Beliau bercerita ayah beliau merupakan seorang Guru Besar di Undiksha, Ayah beliau juga menjadi motivasi terbesar untuk menjadi dosen dengan menetap di Singaraja setelah menikah. Lalu apa yang dirasakan Dewi sensei ketika beliau telah mencapai titik tersebut? Tentu beliau sangat senang, karena bagaimanapun juga Bahasa Jepang merupakan passion utama beliau. Dewi sensei juga berkata, selain mengikuti jejak Ayah beliau, menjadi dosen juga membuat Dewi sensei merasa nyaman ketika mengajar dan berinteraksi dengan peserta didiknya.
Sebagai penutup dalam wawancara tempo hari, beliau ingin menyampaikan pesan kepada mahasiswa untuk tidak boleh merasa puas ketika kita mendapatkan nilai bagus di suatu ujian manapun, karena bila kita mulai merasa puas pasti kita tidak akan merasa kurang dan menjadi malas untuk belajar lebih giat lagi. Dari wawancara yang penulis lakukan, pelajaran yang dapat penulis petik adalah bila kita ingin mencapai suatu tujuan di samping kita harus konsisten, kita juga bisa coba mempelajari berbagai hal baru yang sejalan dengan passion kita. Tak mengapa jika jalan yang kita tempuh itu tidak selalu lurus, asal kita tetap berjalan dan tidak berhenti pasti kita bisa menuju tujuan yang ingin kita capai.
~rwa