Jimbaran, 28 Februari 2025 — Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-65 Sri Baginda Kaisar Naruhito, Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar menggelar resepsi kenegaraan yang berlangsung meriah dan penuh kehangatan di Ayana Ballroom, Ayana Resort and Spa Bali. Acara digelar pada Jumat malam, pukul 18.30 hingga 20.00 WITA, dan dihadiri oleh lebih dari 400 tamu undangan dari berbagai kalangan.
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) turut hadir dalam acara bergengsi ini melalui delegasinya, yaitu Dr. Kadek Eva Krishna Adnyani, S.S., M.Si., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, serta Ibu Dewi Merlyna, selaku Ketua Pusat Kerja Sama Dalam Negeri Undiksha. Kehadiran keduanya menjadi representasi dari Undiksha dalam menjalin dan memperkuat hubungan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Acara ini diselenggarakan oleh Konsul Jenderal Jepang, Bapak Katsutoshi Miyakawa, bersama Ibu Dewi Lastmi Miyakawa, dan turut dihadiri oleh Gubernur Bali I Wayan Koster, Kapolda NTT, Bupati Badung, serta jajaran pejabat, akademisi, pengusaha, seniman, korps konsuler, komunitas Japan Club, dan masyarakat pemerhati hubungan Jepang–Indonesia.
Beragam pertunjukan budaya turut memeriahkan suasana, mulai dari pertunjukan drum tradisional Jepang oleh Taiko Club “Koryu”, musik seruling dari Gus Teja yang membawakan lagu-lagu Bali dan Jepang, tari Yosakoi oleh siswa SMAN 8 Denpasar, hingga upacara minum teh khas Jepang. Tak hanya itu, pameran promosi pariwisata dari berbagai kota dan prefektur di Jepang turut dihadirkan di ruang resepsi.
Dalam sambutannya, Konjen Miyakawa menegaskan bahwa hubungan Jepang dengan Bali dan provinsi lain di Nusantara telah terjalin dengan sangat baik. Berbagai proyek kerja sama melalui JICA, seperti pelestarian lingkungan, penguatan masyarakat akar rumput, pengembangan sumber daya manusia, pertukaran pemuda, serta peningkatan kualitas pendidikan telah dan terus dilakukan. Ia menyampaikan harapan besar bahwa kolaborasi ini akan semakin kuat dan berkelanjutan.
Acara ditutup dengan prosesi “kampai” atau bersulang sake yang dipimpin oleh Konjen Miyakawa dan Gubernur Bali dari atas panggung, sebagai simbol doa dan penghormatan untuk umur panjang Kaisar dan Permaisuri Jepang, serta keberlanjutan persahabatan Jepang–Indonesia yang semakin erat dan harmonis.